Posts Subscribe to InFoGauLComments

Online bookmark Bookmark

CP : 081515325009 E-mail : pkpmiiunisla@gmail.com Dengan kepala tegak menghadap sang saka merah putih Kami tujukan hati kami, lurus, kepada Pancasila Tatapan mata kami tak ingin berpaling dari gagahnya sang Garuda Tegas menolak apa pun yang berani menginjak Bhinneka Tunggal Ika Salam Pergerakan.....

Globalisasi dan pergerakan nasional

Pergerakan nasional Indonesia pada awal abad ke 20 juga tidak terlepas dari globalisasi. Sudah menjadi jelas, kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda sejak penghapusan sistem tanam paksa yang berangsur mulai 1850 adalah akibat dari globalisasi. Parlemen Belanda sebagai Negeri induk dari Hindia Belanda yang dikuasai oleh paham liberal yang  menjamur diberbagai wilayah Eropa mulai memberi perhatian terhadap Hak Asasi masyarakat Hindia Belanda. Paham kebebasan liberalisme mulai tumbuh subur di Eropa dan dianggap sebagai paham yang paling sesuai untuk diterapkan oleh negara-negara yang menjunjung tinggi kebebasan. Liberalisme muncul sebagai sikap pendobrakan terhadap kekuasaan absolut dan didasarkan atas teori rasionalistis yang umum dikenal sebagai Social Contract.[4]
Selain itu, sejak politik liberal digalangkan pada 1870, penumpukan modal yang diusung oleh kaum liberal Belanda, sebagai dampak kapitalisme global memberi andil pula dalam kehidupan bangsa Indonesia. Puncaknya adalah politik etis yang oleh banyak pengkaji sejarah nasional dijadikan sebagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang secara tidak langsung mendukung pergerakan nasional.
           
Bagaimana kebijakan politik ekonomi belanda dapat mempengaruhi munculnya nasionalisme di Indonesia?
           
Tentu sebagai negara jajahan, pada waktu itu keadaan Indonesia sangat terpengaruh oleh kebijakan politik Belanda di negeri jajahannya. Semisal, penghapusan sistem tanam paksa dan mulai masuknya pihak swasta dalam pengelolaan sumber daya di Hindia Belanda. Pihak swasta tentu saja membutuhkan pekerja yang memiliki keterampilan dasar, seperti membaca, menulis dan berhitung. Kebutuhan akan pekerja-pekerja yang memiliki keterampilan dasar ini yang mendorong dibukanya sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan teknik lainnya. Tanpa disadari atau tidak oleh pemerintah kolonial Belanda, pendidikan yang awalnya hanya memberikan keterampilan dasar, ternyata mampu membuat sebagian rakyat Indonesia (pada awalnya kebanyakan merupakan kelas bangsawan) untuk memahami situasi global. Pendidikan ternyata menjadi salah satu saluran globalisasi pada masa awal pergerakan nasional
           
Selain itu, politik pintu terbuka yang mulai digalakkan sejak 1870, merupakan tonggak masuk dan bebasnya modal dari seluruh bangsa selain bangsa Belanda. Kemajemukan pihak pemilik modal ternyata memberikan sedikit kebebasan bagi pengusaha swasta untuk membentu badan usaha sesuai dengan kreatifitas dan motif ekonomi dari pemilik modal. Inisiatif untuk membentuk suatu media massa bisa jadi boomerang tersendiri. Karena media massa memberikan informasi yang aktual tentang situasi global, dikonsumsi bukan hanya oleh orang Eropa atau orang non-pribumi lain, tetapi juga oleh orang pribumi yang memperoleh pendidikan dasar, khususnya pendidikan yang berbahasa Belanda.
           
Globalisasi juga menjadikan wilayah Hindia Belanda sebagai destinasi para perantau dari luar negeri yang mungkin ingin mengenal, mempelajari atau bahkan mengadu nasib di Hindia Belanda. Para pelancong asing di wilayah Hindia Belanda ternyata tidak sedikit yang membawa semangat-semangat humanistik ke dalam masyarakat Hindia Belanda. Yang terkenal tentu sorang Douwes Dekker yang menulis ketertindasan dan keterbelakangan penduduk pribumi di Hindia Belanda dalam novelnya yang terkenal “Max Havellar”. Juga seorang Kartini yang bersahabat dengan orang-orang Eropa, dimana salah satu sahabatnya, Abendanon, yang merangkum surat-surat Kartini menjadi sebuah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pemikiran-pemikiran Kartini tidak mungkin muncul jika bukan karena hubungannya dengan kawan-kawan Eropa yang paham dengan kondisi global. Atau kembali pada gambaran Pram tentang hubungan Minke dengan keluarga De La Croix yang membuka pemahaman Minke tentang bumi manusia? Kesemuanya menjadi bukti bahwa laju globalisasi sudah tidak dapat dibendung bahkan semenjak teknologi informasi belum secanggih dewasa ini dan juga menjadi salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya nasionalisme di Hindia Belanda.   


Refrensi : http://gerakanaksara.blogspot.co.id/2014/06/globalisasi-jawaban-munculnya.html

0 komentar:

Posting Komentar

 

Arsip Blog

Traffic Info

PK PMII UNISLA Veteran
Flag Counter