Pergerakan nasional Indonesia pada awal abad ke 20 juga tidak terlepas dari
globalisasi. Sudah menjadi jelas, kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda
sejak penghapusan sistem tanam paksa yang berangsur mulai 1850 adalah akibat
dari globalisasi. Parlemen Belanda sebagai Negeri induk dari Hindia Belanda
yang dikuasai oleh paham liberal yang menjamur diberbagai wilayah Eropa
mulai memberi perhatian terhadap Hak Asasi masyarakat Hindia Belanda. Paham
kebebasan liberalisme mulai tumbuh subur di Eropa dan dianggap sebagai paham
yang paling sesuai untuk diterapkan oleh negara-negara yang menjunjung tinggi
kebebasan. Liberalisme muncul sebagai sikap pendobrakan terhadap kekuasaan
absolut dan didasarkan atas teori rasionalistis yang umum dikenal sebagai Social Contract.[4]
Refrensi : http://gerakanaksara.blogspot.co.id/2014/06/globalisasi-jawaban-munculnya.html
Selain itu, sejak
politik liberal digalangkan pada 1870, penumpukan modal yang diusung oleh kaum
liberal Belanda, sebagai dampak kapitalisme global memberi andil pula dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Puncaknya adalah politik etis yang oleh banyak
pengkaji sejarah nasional dijadikan sebagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda
yang secara tidak langsung mendukung pergerakan nasional.
Bagaimana kebijakan
politik ekonomi belanda dapat mempengaruhi munculnya nasionalisme di Indonesia?
Tentu sebagai negara
jajahan, pada waktu itu keadaan Indonesia sangat terpengaruh oleh kebijakan
politik Belanda di negeri jajahannya. Semisal, penghapusan sistem tanam paksa
dan mulai masuknya pihak swasta dalam pengelolaan sumber daya di Hindia
Belanda. Pihak swasta tentu saja membutuhkan pekerja yang memiliki keterampilan
dasar, seperti membaca, menulis dan berhitung. Kebutuhan akan pekerja-pekerja
yang memiliki keterampilan dasar ini yang mendorong dibukanya sekolah-sekolah
dan lembaga pendidikan teknik lainnya. Tanpa disadari atau tidak oleh pemerintah
kolonial Belanda, pendidikan yang awalnya hanya memberikan keterampilan dasar,
ternyata mampu membuat sebagian rakyat Indonesia (pada awalnya kebanyakan
merupakan kelas bangsawan) untuk memahami situasi global. Pendidikan ternyata
menjadi salah satu saluran globalisasi pada masa awal pergerakan nasional
Selain itu, politik
pintu terbuka yang mulai digalakkan sejak 1870, merupakan tonggak masuk dan
bebasnya modal dari seluruh bangsa selain bangsa Belanda. Kemajemukan pihak
pemilik modal ternyata memberikan sedikit kebebasan bagi pengusaha swasta untuk
membentu badan usaha sesuai dengan kreatifitas dan motif ekonomi dari pemilik
modal. Inisiatif untuk membentuk suatu media massa bisa jadi boomerang
tersendiri. Karena media massa memberikan informasi yang aktual tentang situasi
global, dikonsumsi bukan hanya oleh orang Eropa atau orang non-pribumi lain,
tetapi juga oleh orang pribumi yang memperoleh pendidikan dasar, khususnya
pendidikan yang berbahasa Belanda.
Globalisasi juga menjadikan
wilayah Hindia Belanda sebagai destinasi para perantau dari luar negeri yang
mungkin ingin mengenal, mempelajari atau bahkan mengadu nasib di Hindia
Belanda. Para pelancong asing di wilayah Hindia Belanda ternyata tidak sedikit
yang membawa semangat-semangat humanistik ke dalam masyarakat Hindia Belanda.
Yang terkenal tentu sorang Douwes Dekker yang menulis ketertindasan dan
keterbelakangan penduduk pribumi di Hindia Belanda dalam novelnya yang terkenal
“Max Havellar”. Juga seorang Kartini yang bersahabat dengan orang-orang Eropa,
dimana salah satu sahabatnya, Abendanon, yang merangkum surat-surat Kartini
menjadi sebuah buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Pemikiran-pemikiran Kartini
tidak mungkin muncul jika bukan karena hubungannya dengan kawan-kawan Eropa
yang paham dengan kondisi global. Atau kembali pada gambaran Pram tentang
hubungan Minke dengan keluarga De La Croix yang membuka pemahaman Minke tentang
bumi manusia? Kesemuanya menjadi bukti bahwa laju globalisasi sudah tidak dapat
dibendung bahkan semenjak teknologi informasi belum secanggih dewasa ini dan
juga menjadi salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya nasionalisme di Hindia
Belanda.
Refrensi : http://gerakanaksara.blogspot.co.id/2014/06/globalisasi-jawaban-munculnya.html
0 komentar:
Posting Komentar